TETAPLAH BERDAKWAH MESKI KITA BUKAN USTADZ ATAU USTADZAH
Prinsip dakwah adalah menginginkan kebaikan bagi saudaranya,,,,, jika diterima Alhamdulillah,,,, jika ditolak maka jangan dimusuhi,,,, mereka masih saudara kita.
Jangan ada cacian,,,, kata-kata kasar atau debat kusir.
Sulit diterima atau tidak berhasil akan selalu menyertai dakwah ini.
Terkadang mereka sebenarnya menerima dakwah kita dan hati mereka membenarkannya tetapi dakwah ditolak oleh gengsi mereka (gengsi dan malu kalah atau mungkin dijatuhkan).
Jika sudah dengan cara yang baik,,, lembut dan bijaksana mereka masih menolak bahkan kasar dan tidak beradab sebaiknya ditinggalkan saja. Tidak perlu melayani debat atau membalas mencaci. Kalau kita balas mencaci maka apa bedanya kita dengan mereka yang suka mencaci dan berkata kasar. Kita coba doakan mereka karena mereka saudara kita.
Berat rasanya…
sudah kita dicaci dikata-katain kasar,,,, eh malah kita tidak membalasnya.
Padahal bisa saja mereka dibantah dengan hujjah dan dalil yang kita punya kalau kita melayani debatnya. Tetapi sebaiknya tinggalkan saja debat kusir terlebih di media sosial dan publik karena banyak orang awam yang akan bingung dan tentu debat kusir itu buang-buang waktu dan tidak bermanfaat.
Berat juga jika kita malah mendoakan,,,, padahal kita sudah dicaci maki.
Tapi inilah contoh Rasulullah dihina,,,, dicaci dan diteror tapi Beliau malah mendoakan. Hasilnya luar biasa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala pergi ke Thaif untuk berdakwah sekaligus meminta perlindungan kepada mereka dari tekanan kafir Quraisy setelah meninggalnya paman beliau Abu Thalib. Akan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diusir dengan lemparan batu,,,, caci-maki dan ejekan. Tubuh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia sampai berdarah-darah. Perasaan beliau makin sedih karena saat itu tahun-tahun ditinggal juga oleh istrinya Khadijah radhiallahu ‘anha,,,, pendukung setia dakwah beliau. Kemudian datanglah malaikat Jibril ‘alaihissalam memberi tahu bahwa malaikat penjaga bukit siap diperintah jika beliau ingin menimpakan bukit tersebut kepada orang-orang Thaif. Malaikat tersebut berkata,,,,
يَا مُحَمَّدُ، فَقَالَ، ذَلِكَ فِيمَا شِئْتَ، إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ عَلَيْهِمُ الأَخْشَبَيْن
“Wahai Muhammad,,,, terserah kepada engkau,,,, jika engkau menghendaki aku menghimpitkan kedua bukit itu kepada mereka”
Tapi apa yang keluar dari lisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam....??? doa kepada penduduk Thoif. Beliau berdoa,,,
بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلاَبِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ، لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا
“Bahkan aku berharap ALLAH akan mengeluarkan dari tulang sulbi mereka keturunan yang akan menyembah ALLAH semata,,,, tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apa pun”[HR. Bukhari]
Subhanallah,,,, kita sangat jauh dari cara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah. Dan terbukti doa beliau mustajab. Penduduk thoif tidak lama menjadi salah satu pembela islam dan mengikuti peperangan jihad membela islam.
Demikianlah kita harus bersikap lembut dalam dakwah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,,,,
إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلاَّ شَانَهُ
“Sesungguhnya kelembutan tidaklah berada pada sesuatu melainkan akan membuatnya lebih bagus,,,, dan tidak akan tercabut sesuatu darinya kecuali akan membuatnya jelek.”..
[HR muslim]..
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,,,
مَنْ يُحْرَمِ الرِّفْقَ يُحْرَمِ الْخَيْرَ
“Barangsiapa yang diharamkan baginya kelembutan,,,, maka ia diharamkan dari kebaikan”.
[HR. Muslim].
Fir’aun saja,,,, manusia yang paling rudak dan mengaku bahwa ia adalah tuhan. Maka ALLAH memerintahkan Musa dan Harun agar berdakwah dengan lembut kepada Fir’aun.
فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ
“Maka berbicalah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut mudah-mudahan ia ingat atau takut”. (Thaha :44)
Semoga kita bisa mengambil hikmah dalam berdakwah.
Barakallahu fiikum
Penyusun : Ustadz dr. Raehanul Bahraen