HADITS-HADITS LEMAH DAN PALSU TENTANG KEUTAMAAN HARI KE-10 MUHARRAM (1)
Berikut ini terjemahan dari artikel yang berjudul `aḥādīṡ lā taṣiḥu fī yaumi ‘āsyūrā` (hadis-hadis lemah tentang keutamaan hari ke-10 Muharram), karya Syaikh DR. Aqil bin Salim Asy-Syamari ḥafiẓahullāh, semoga Allah menjadikan tulisan beliau ini sebagai sebab terhindarnya kaum muslimin dari kesalahan keyakinan tentang keutamaan hari yang disebut dengan hari ‘asyura, yaitu hari ke-10 bulan Muharram.
Syaikh DR. Aqil bin Salim Asy-Syamari ḥafiẓahullāh menjelaskan bahwa terdapat banyak hadis lemah tentang (keutamaan hari ke-10 bulan Muharram) yang saya kumpulkan dari perkataan ulama -semoga Allah merahmati mereka dengan rahmat yang luas-, di antaranya yaitu :
Pertama :
إن الله خلق السماوات والأرض يوم عاشوراء
“Sesungguhnya Allah menciptakan langit-langit dan bumi pada hari ke-10 bulan Muharram” (Mauḍū‘ [Hadits palsu]).
Kedua :
من اكتحل يوم عاشوراء بالإثمد لم ترمد عينه أبداً
“Barangsiapa yang bercelak dengan serbuk celak itsmid pada hari ke-10 bulan Muharram, maka matanya tidak akan terkena penyakit mata selamanya”
(HR. Al-Hakim dan beliau menjelaskan bahwa hadis ini munkar. Ibnul Jauzi menyebutkannya dalam kitab Al-Mauḍū‘āt [kumpulan hadits-hadits palsu]).
Ketiga :
من صام يوم عاشوراء كتب الله له عبادة ستين سنة
“Barangsiapa yang berpuasa pada hari ke-10 bulan Muharram, niscaya Allah akan mencatat baginya (pahala) ibadah 60 tahun” (hadis ini batil, diriwayatkan oleh Habib bin Abi Habib, Al-Haitsami menyatakan bahwa Habib bin Abi Habib adalah seorang yang ditinggalkan periwayatannya [matrūk] dan pendusta [każżāb]).
Keempat :
من وسع على عياله يوم عاشوراء وسع الله عليه في سنته كلها
“Barangsiapa yang melapangkan orang yang menjadi tanggungan nafkahnya pada hari ke-10 bulan Muharram, maka Allah pun akan melapangkan (urusan)nya dalam satu tahun penuh” (Al-Haitsami bin Syaddakh menyendiri [dalam meriwayatkannya], sedangkan ia adalah perawi yang ḍa‘īf dengan kesepakatan para ulama. Imam Ahmad pun menyatakan bahwa hadis ini tidak ada asalnya. Ibnul Rajab menerangkan bahwa sanandnya lemah dan Ibnul Zauji pun menyebutkannya dalam Al-Mauḍū’).
Kelima :
إن آدم تاب الله عليه يوم عاشوراء ، ونوحاً نجاه الله يوم عاشوراء وإبراهيم نجاه الله من النار يوم عاشوراء ويونس أخرجه الله من بطن الحوت يوم عاشوراء ويعقوب اجتمع بيوسف يوم عاشوراء والتوراة نزلت يوم عاشوراء
“Sesungguhnya Allah menerima taubat Nabi Adam pada hari ke-10 bulan Muharram, Allah menyelamatkan Nabi Nuh pada hari ke-10 bulan Muharram, Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim dari api pada hari ke-10 bulan Muharram, Allah mengeluarkan Nabi Yunus dari perut ikan besar pada hari ke-10 bulan Muharram, Nabi Ya’qub berkumpul dengan Nabi Yusuf pada hari ke-10 bulan Muharram, serta At-Taurah diturunkan pada hari ke-10 bulan Muharram.”
Dan beberapa hadis semisalnya, maka seluruhnya dusta, tidak ada asalnya, serta derajatnya lemah kecuali riwayat tentang selamatnya Nabi Musa ‘alaihis salām dan kaumnya dari musibah tenggelam.
Keenam :
Seorang badui bertanya tentang puasa ‘arafah dan puasa ‘asyura` kepada Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda,
يوم عاشوراء يكفر العام الذي قبله والذي بعده، ويوم عرفة يكفر العام الذي قبله
“(Puasa) hari ‘asyura` menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang, dan puasa ‘arafah menghapus dosa setahun yang lalu” (HR. Abu Ya‘la Al-Mushili dengan sanad lemah, karena terdapat seorang perawi dari kalangan tabi‘in yang tidak diketahui identitasnya. Di samping lemah sanadnya, hadis ini juga menyelisihi hadis riwayat Imam Muslim dalam kitab sahihnya, dan ini termasuk periwayatan yang terbalik dari seorang perawi).
Ketujuh :
Semua hadits tentang (keutamaan) salat ‘asyura’ (hari ke-10 bulan Muharram atau malamnya) itu lemah, di antaranya adalah hadits berikut ini.
Hadits Abu Hurairah
من صلى يوم عاشوراء ما بين الظهر والعصر أربعين ركعة يقرأ في كل ركعة بفاتحة الكتاب مرة وآية الكرسي عشر مرات وقل هو الله أحد إحدى عشرة مرة والمعوذتين خمس مرات فإذا سلم استغفر سبعين مرة أعطاه الله في الفردوس قبة بيضاء فيها بيت من زمردة خضراء سعة ذلك البيت مثل الدنيا ثلاث مرات وفي ذلك البيت سرير من نور قوائم السرير من العنبر الأشهب على ذلك السرير ألف فراش من الزعفران
“Barangsiapa yang melakukan salat antara zuhur dan asar sebanyak empat puluh rakaat pada hari ‘asyura`, di setiap rakaat ia membaca Al-Fatiḥah sekali, ayat kursi sepuluh kali, qul huwallāhu aḥad (Al-Ikhlāṣ) sebelas kali, dan Mu‘awwiżatain (Al-Falaq dan An-Naas) lima kali, setelah salam, ia beristighfar tujuh puluh kali, maka Allah anugerahkan kubah putih di surga Firdaus, di dalamnya terdapat rumah yang terbuat dari batu mulia hijau seluas tiga kali luas dunia. Di dalam rumah itu terdapat ranjang dari cahaya. Kaki-kaki ranjang tersebut terbuat dari materi yang kokoh (Al-‘Anbar Al-Asyhub), di atasnya terdapat seribu kasur dari za’farān” (Diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi lengkap dengan sanadnya. Beliau menyatakan bahwa hadis jenis ini disebutkan secara panjang lebar, dan hadis ini palsu (mauḍū’) serta para perawinya tidak diketahui identitasnya).
Hadits :
صلاة ليلة عاشوراء مائة ركعة في كل ركعة يقرأ بعد الفاتحة سورة الإخلاص ثلاث مرات
“Salat malam ‘asyura` itu sebanyak seratus rakaat, setiap rakaat dibaca surat Al-Ikhlāṣ setelah Al-Fatiḥah tiga kali.”
Hadits :
صلاة وقت السحر من ليلة عاشوراء وهي أربع ركعات في كل ركعة بعد الفاتحة يقرأ آية الكرسي ثلاث مرات وسورة الإخلاص إحدى عشر مرة وبعد الفراغ يقرأ سورة الإخلاص مائة مرة
“Salat malam ‘asyura` pada waktu sahur itu sebanyak empat rakaat, di setiap rakaat (sesorang) membaca ayat Al-Kursi tiga kali setelah Al-Fatiḥah, surat Al-Ikhlāṣ sebanyak sebelas kali dan usai salat, iapun membaca surat Al-Ikhlāṣ sebanyak seratus kali.”
Catatan :
Yang dimaksud hadis lemah dalam artikel di atas mencakup seluruh hadis lemah, seperti mungkar, palsu, dan hadis lain yang tidak bisa diterima sebagai dalil
Baca pembahasan selanjutnya : Hadits-Hadits Lemah Dan Palsu Tentang Keutamaan Hari ke-10 Muharram (2)
Penyusun : Ust. Sa’id Abu Ukasyah