Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2023

MENJADI KUNCI PEMBUKA KEBAIKAN DAN PENUTUP KEBURUKAN

Gambar
Sesungguhnya para Nabi utusan Allah Azza wa Jalla adalah para pembuka pintu-pintu kebaikan dan juga penutup pintu-pintu keburukan... Risalah yang Allah Azza wa Jalla amanahkan kepada mereka tidaklah memuat perkara kecuali selalu membuka pintu kebaikan dan menutup pintu keburukan... Nabi Nuh ‘alaihi sallam membuka pintu kebaikan bagi manusia dengan membangun kapal yang besar agar orang-orang yang beriman selamat dari keburukan atau bahaya angin topan dan banjir bandang. Di antara orang-orang yang diselamatkan itu nantinya melahirkan keturunan para Nabi. Allah Azza wa Jalla berfirman, وَوَهَبْنَا لَهٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ كُلًّا هَدَيْنَا وَنُوْحًا هَدَيْنَا مِنْ قَبْلُ وَمِنْ ذُرِّيَّتِه دَاودَ وَسُلَيْمٰنَ وَاَيُّوْبَ وَيُوْسُفَ وَمُوْسٰى وَهٰرُوْنَ وَكَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ “Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Ya’kub kepadanya. Kepada masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan sebelum itu Kami telah memberi petunjuk kepada Nuh, dan kepada sebagian dari keturunannya (Ib

APAKAH AKU BENAR-BENAR BAHAGIA ?

Gambar
Sebagian manusia menyangka bahwa kebahagiaan letaknya pada harta dan kekayaan. Sebagian mereka juga menyangka bahwa kebahagiaan terletak pada kedudukan dan pangkat. Seluruh manusia pasti ingin meraih kebahagiaan. Sayangnya, banyak yang akhirnya merugi karena meyakini sebuah kebahagiaan bukan pada hakikat aslinya. Sehingga kehidupan dan kesibukan dunianya mempengaruhi agamanya, serta hawa nafsunya memalingkannya dari kehidupan akhiratnya. Dan pada akhirnya, tidak ada yang ia dapatkan dan ia peroleh, kecuali kesedihan dan penyesalan. Sebuah ironi dari kebahagiaan semu yang mereka yakini. Kebahagiaan yang dicari seluruh manusia ini, sesungguhnya tak dapat diraih, kecuali dengan ketakwaan kepada Allah Ta’ala, dengan menaati-Nya serta menaati Rasul-Nya, dengan menjauhkan diri dari kemaksiatan dan kejelekan. Allah Ta’ala berfirman, يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ * يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ ال

MEMPERBAIKI DIRI SENDIRI

Gambar
Suatu hal yang sangat disayangkan ketika kebanyakan kita melupakan aib yang melekat pada diri, serta menutup mata dari kekurangan yang ada. Lebih parah lagi, ada yang bersikap sebaliknya, yaitu berbaik sangka dan menganggap diri telah bersih dan sempurna. Sementara itu, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, فَلَا تُزَكُّوٓاْ أَنفُسَكُمۡۖ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَنِ ٱتَّقَىٰٓ Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (an-Najm: 32) Ketika sebagian kita mendengar perihal akhlak yang mulia, ia beranggapan seolah-olah akhlak tersebut sudah ada pada dirinya dan dialah pemilik perangai mulia itu. Namun, tatkala disebutkan tentang perangai tercela, buru-buru dia menuduhkannya kepada orang lain. Seolah-olah dia jauh dari perangai tersebut. Sikap seperti ini tidak pantas dimiliki oleh orang yang menjunjung tinggi moral dan mendambakan kesempurnaan. Sikap seperti ini akan memunculkan sikap bangga diri yang tercela dan merasa puas atas kekurang

PENGARUH BURUK PERBUATAN DOSA

Gambar
Setiap hari kita tenggelam dalam kenikmatan yang dilimpahkan oleh Ar-Rahman. Nikmat kesehatan, keamanan, ketenangan, rizki berupa makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal. Belum lagi nikmat iman bagi ahlul iman. Sungguh, dalam setiap tarikan napas, ada nikmat yang tak terhingga. Dari mulai tidur, bangun dari tidur hingga tidur kembali, ada nikmat yang tiada terkira. Maka Maha Benar Allah ketika berulang-ulang menegaskan dalam surat Ar-Rahman: فَبِأَيِّ آلاَءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ Maka nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian berdua (bangsa jin dan manusia) dustakan? Nikmat Allah yang berlimpah ini semestinya dihadapi dengan penuh rasa syukur. Namun sangat disesali, hanya sedikit dari para hamba yang mau bersyukur: وَقَلِيْلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang mau bersyukur.” (Saba’: 13) Kebanyakan dari mereka mengkufuri nikmat Allah. Atau malah mempergunakan nikmat tersebut untuk bermaksiat dan berbuat dosa kepada Ar-Rahman. Allah  memberi

SYARAT DITERIMANYA AMAL

Gambar
Saudaraku, kaum muslimin rahimakumullah. Seorang muslim yang baik, tentu akan bersemangat memperbanyak ibadah dan amal saleh, terkhusus pada bulan Ramadhan ini. Namun, penting untuk diingatkan dan diulang kembali, ada hal lain yang sangat penting untuk juga diperhatikan, yaitu ibadah yang dilakukan haruslah memenuhi syarat diterimanya amal. Amal yang Banyak atau Amal yang Diterima...? Saudaraku, kaum muslimin rahimakumullah. Tidak diragukan lagi bahwa jawaban dari pertanyaan di atas adalah, “Amal yang banyak sekaligus diterima.” Memang, permasalahan banyaknya amalan dan diterimanya amalan, sejatinya adalah dua hal yang tidak perlu dipertentangkan. Namun, maksud dari pembahasan ini adalah, hendaklah yang menjadi prioritas kita bukanlah semata-mata seberapa banyak ibadah yang bisa kita kerjakan. Namun, hendaklah yang kita selalu prioritaskan adalah bagaimana supaya ibadah kita diterima oleh Allah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan, أَنَّ الْفَضْلَ بِنَفْسِ الْعَمَلِ و

Membaca Al Quran Digital

WAKAF AL QURAN

WAKAF AL QURAN

KALKULATOR WARIS ISLAM

Follower

Visitors Statistic